Saturday, February 5, 2011

Cara Penangkaran Burung Cucak Ijo

Menagkar Burung Cucak Ijo ternyata tidaklah mudah. Faktor kesulitannya cukup banyak. Salah satu yang sering dialami penangkar Burung Cucak Ijo yang gagal, adalah suasana kandang. Berbeda dengan burung kicau lain, suasana kandang Burung Cucak Ijo harus benar-benar terlindung dari gangguan suara bising, maupun suara binatang.
Burung Cucak Ijo memiliki naluri yang sangat peka. Ia tidak boleh dibuat kaget oleh suara apapun. Apalagi jika sedang mengerami telur. Ia akan marah dan memecahkan telur yang dieraminya.
Langkah awal untuk menangkar Burung Cucak Ijo, adalah mencari pejantan dan betina yang unggul. Ciri jantan unggul, adalah berparuh besar, mata lebar, cukup umur, fisik sehat dengan tanda selalu berkicau, dan postur tegap. Jika didekatkan lawan jenis, pejantan akan cepat berahi, dengan cirri-ciri bulu di bagian kepala berkembang dan berkicau untuk menarik perhatian betina. Sedangkan betina unggul, cirinya cukup umur, tubuh bagian bawah lebar, dan selalu menjulurkan lidahnya, sambil mengeluarkan suara ciitt..citt…setiap kali ditunjukkan lawan jenisnya. Kepalanya akan menunduk dan mengkibas-kibaskan ekornya jika sedang birahi.
Proses penjodohannya, sama dengan burung ocehan lainnya. Diawali dengan masa perkenalan di mana pejantan dilepas di sangkar besar, sedang betina ditempatkan di sangkar soliter (sangkar gantung). Pasangan ini bisa dikatakan cocok, jika pejantan selalu memburu betina dan mendapat respon dari pasangannya. Masa perkawianan sampai menghasilkan telur, membutuhkan waktu sekitar 14 hari. Telur tidak lebih dari 3 butir. Telur berwarna krem, dan berbintik-bintik hitam. Semakin sedikit telur yang dihasilkan, semakin bagus kualitasnya.
Pada saat mengerami, Burung Cucak Ijo selalu berada disarangnya, sedang pejantan bertugas menjaga dan mencari makan. Dalam situasi seperti ini, perawatan harus hati-hati, setiap kali memberikan makan atau minum di dalam sarang, jangan sampai membuat burung terkejut dan panik. Masa mengerami merupakan saat yang sangat penting, dalam proses berhasil dan tidaknya menangkar Burung Cucak Ijo. Jika telur berhasil menetas, maka tugas perawat adalah menjaga kondisi kandang dari gangguan semut, dan menyediakan porsi makanan yang lebih untuk pertumbuhan piyik. Setelah telur menetas, bukan berarti sudah aman. Sebab piyik masih dalam kondisi kritis, sampai berumur sekitar dua minggu.
Saat piyik sudah berumur sekitar satu bulan, perawat bisa memisahkan dari induknya agar keamanan dan pola makannya lebih terjaga. Selanjutnya, pasangan cucak ijo ini bisa cepat memproduksi telur lagi.
Untuk merawat piyik, siapkan sangkar soiter dengan ukuran cukup besar, dan beri alas untuk penghangat tubuh piyik. Makanan yang diberikan, sebaiknya adalah kroto yang dilembutkan dengan poor. Untuk meloloh (menyuapi) piyik. Sebaiknya dilakukan setip saat dengan porsi secukupnya. Selamat mencoba.


Baca Juga:
Mengenal Burung Cucak Ijo
Mengenal Keluarga Jalak
Pemeliharaan dan Perawatan Burung Prenjak
Persiapan Burung Prenjak Untuk Lomba
Burung Gould Amadin
Daftar Harga Burung 2014

Mengenal Ikan New Ching Hwa Kamalau

Ikan Lau Han dari “Negeri Ching Hwa, kian hari kian eksotis dan menjadi bahan perbincangan yang tiada habisnya dikalangan bobiis ikan Lau Han.Ching Hwa baru muncul, menambah marak jenis ikan dengan ciri khas kepala nonong dan mutiara berwarna yang menempel pada tubuh ikan mahal tersebut. Ikan New Ching Hwa Kamalau merupakan tren yang sangat dicari-cari dan digandrungi oleh hobiis ikan. Nama kamalau sendiri berasal dari daerah Ipoh, sebuah daerah yang banyak dihuni oleh suku Canton, yang terletak di selatan Negara Malaysia. Kamalau sendiri berarti Kera Emas. Bahkan ikan dengan arti kera  itu, ikan New Ching Hwa Kamalau juga jarang ditemukan.

Kalau diperhatikan secara mendetil, ikan New Ching Hwa Kamalau memang mempunyai kelebihan jika dibandingkan dengan Ching Hwa jenis lainnya. Pada bagian tubuh ikan New Ching Hwa Kamalau, sangat banyak mutiara dengan ukuran besar. Tapi, meski mutiara tersebut tidak tertata dengan rapi, seperti pada ikan Ching Hwa pada umumnya, justru menambah nilai eksotis ikan New Ching Hwa Kamalau, karena mutiara yang tidak beraturan tersebut berwarna kuning keemasan, sehingga sangat indah dan menyolok.

Pilihan warna ikan New Ching Hwa Kamalau hanya dua sampai tiga macam saja. Kebanyakan ikan New Ching Hwa Kamalau berwarna ungu. Namun, ikan New Ching Hwa Kamalau dua warna, yaitu kuning dan merah, lebih disukai oleh para penghobi.
Karakteristik ikan New Ching Hwa Kamalau yang perlu menjadi perhatian hobiis ikan adalah sebagai berikut:
  1. Bentuk kepala: pada bagian kepala atau wajah ikan tetap pada New Ching Hwa, yang rata-rata bentuk ikan wajah ikan tersebut Baby Face.
  2. Mata: dibagian mata ikan New Ching Hwa Kamalau rata dengan muka ikan tersebut sehingga dipandang enak sekali.
  3. Sirip atas dan bawah: untuk sirip bagian atas dan bawah memanjang ke belakang dan menyatu dengan ekor ikan.
  4. Nonong: rata-rata, bentuk nonong yang ada jenis ikan New Ching Hwa Kamalau ini tidak begitu menonjol.
  5. Warna: jika seekor ikan New Ching Hwa Kamalau berwarna ungu, biasanya seluruh tubuh ikan tersebut juga berwarna ungu. Tetapi, ada juga ikan New Ching Hwa Kamalau yang bewarna ungu pada bagian kepala dan bagian tubuh saja. Sedangkan ikan New Ching Hwa Kamalau yang mempunyai warna kuning dan merah, biasanya warna kuning lebih dominan, yaitu sebesar kurang lebih 70 %, dan bagian merahnya kurang lebih 30%.
  6. Marking: pada jenis ikan New Ching Hwa Kamalau, marking-nya tidak begitu menonjol bahkan bisa dibilang hilang, karena marking tidak begitu jelas dan ukurannya kecil sekali, hanya berbentuk bintik-bintik, dan paling banyak tiga.
  7. Ekor: New Ching Hwa Kamalau tidak meninggalkan cirri ekor Ching Hwa, yaitu melebar seperti kipas, yang menyatu dengan sirip ikan bagian atas dan bawah.
 
Copyright 2010 Info Dunia. All rights reserved.
Themes by Ex Templates Blogger Templates l Home Recordings l Studio Rekaman