Friday, March 16, 2012

Hidup setengah-setengah ? rugi sekali

Apa yang kita dapatkan kalau kita hidup setengah-setengah ?
1. Tidak berharga.
Paling tidak harga kita rendah baik dihadapan manusia maupun dihadapan tuhan. Di dunia kita tidak maksimal di akhirat juga begitu. Tidak bisa mendatangkan kebaikan kepada sesama dan keluarga.
2. Tersiksa dalam hidup.
Karena tidak maksimal maka akan banyak mengalami kesulitan dalam hidup. Dia akan tersiksa dengan kemalasannya dan ketidaktahuannya. Kata orang tidak bisa bersikap professional dan tidak bisa dipercaya maka hidupnya akan sulit.
3. Akan menjadi beban.
Tentu saja kemalsannya untuk belajar dan berfikir akan berakibat buruk pada dirinya. Ketergantungan akan didapatnya karena prinsip ini. Kalaupun dia sukses maka dia akan melakukan cara-cara yang tidak terhormat dalam memperolehnya.

Hidup setengah-setengah artinya tidak mempunyai kehormatan atau integritas dalam hidup.

MISKIN, perlukan disesali ?

Tidak perlu !
Mengapa ?
1. Pembentukan Karakter.
Kemiskinan,keterhinaan,kekurangan, merupakan proses alam untuk menjadikan karakter kita lebih kuat pada akhirnya. Proses pematangan pribadi untuk menjadikan kita lebih berhasil di masa depan. Sadar atau tidak apa yang terjadi dengan kita hari ini merupakan proses panjang perjalanan di masa lalu.

2. Calon pemimpin masa depan.Para pemimpin sejati di masa depan merupakan pribadi yang dulunya pernah miskin dan tersingkir atau terhina. Tuhan menyiapkan seseorang menjadi pemimpin melalui kurikulum yang telah diatur dalam kehidupan. Mereka akan merasakan dalam dirinya bahwa yang dibawah punya hak untuk dimengerti dengan penghayatan yang benar dan mereka bisa karena pernah mengalami. Ada orang yang belajar tapi tidak pernah bisa merasakan dengan tepat karena belum pernah mengalami.

3.Calon orang-orang bijaksana.
Menjadi orang-orang yang paham betul tentang kehidupan merupakan anugerah yang mahal karena tidak setiap orang memilikinya. Salah satu orang yang akan bisa adalah yang pernah mengalami langsung dalam kehidupan dan dia mampu belajar dari apa yang dialami. Seorang yang belajar di institusi formal dengan gelar akademis banyak yang tidak mampu memahami soal ini karena ada sesuatu yang tidak bisa dipahami secara ilmiah.

Kunci pasti soal ini adalah pengenalan terhadap tuhan, siapapun dan apapun agamanya.
Perenungan diri adalah cara lain untuk sampai kepada tuhan. Siapa yang kenal dirinya dia pasti kenal tuhannya, pernyataan ini benar.
Kadang kita mempunyai harta banyak, kekuasaan, popularitas tapi semua itu dianggap bukan milik kita. tapi tuhan yang mempunyai, maka jadilah kita ini miskin dan tidak punya apa-apa.
 
Copyright 2010 Info Dunia. All rights reserved.
Themes by Ex Templates Blogger Templates l Home Recordings l Studio Rekaman